Cianjur, Metronewstv.com -Adanya Perubahan Kereta Kencana Jaya sasana Dalem Cikundul yang terpanjang di Pendopo Cianjur berubah menjadi warna merah menuai pro-kontra.Pasalnya kereta tersebut semula memiliki warna emas dengan dominasi warna putih sesuai dengan khasnya.
Konon katanya, kereta kencana jaya sasana Dalem Cikundul yang di buat oleh Mas Yono pada masa pemerintahan Bupati Tjetjep Muchtar Soleh dengan Wakil Bupati nya Dadang Sufianto, untuk kerangka kereta nya di beli dari Yogyakarta, menggunakan kayu jati super pituin Cianjur yang konon menurut pengrajin ukir jati di wilayah Cianjur dan Sukabumi kayu bahan bahan tersebut berkualitas bagus.
Mantan Wakil Rektor Institut Seni Budaya Indonesia ( ISBI) Bandung,RM Yusuf Wiradireja, mengatakan adanya perubahan warna pada kereta tersebut patut di pertanyakan, karena secara aspek filosofis dan estetika pun sudah tak lazim.
"Bisa kita lihat dari sisi bentuk atau estetika nya, bahwa kereta kencana itu identik dengan warna emas, karena secara historis nya pun beberapa bagian tertentu di buat dari bahan emas dan dari aspek estetika nya pun tak lazim kalo kereta kencana bersama merah,"kata Andi kepada awak media,Kamis 18 Agustus 2022.
Dengan merubah warna kereta seperti itu, menurut nya memang menarik tapi sekali gus mengecewakan juga.Karena bisa di katakan bahwa petinggi Cianjur sudah kehilangan Marwah kebudayaan nya.
"Ya, bagaimana tidak warna merah di Cianjur saat ini, sudah identik dengan kepentingan politik pragmatis.jadi ketika Marwah kebudayaan telah tergantikan oleh politik pragmatis, maka akan sangat berbahaya.Baik dalam aspek pengembangan, maupun pelestarian kebudayaan.Artinya bahwa kebudayaan dalam konteks kekinian di jadikan kendaraan politik,"ujarnya menuturkan.
Tak hanya sampai di situ saja, dirinya juga menyoroti mengapa di Cianjur semakin memerah dalam berbagai hal.Dan Fenomena seperti ini tidak pernah di temukan di daerah lain.
"Aneh kenapa di Cianjur kok bisa jadi warna merah semua, sehingga untuk orang awam ketika melihat warna merah langsung berfikir ke politik, dan memang benar di daerah lain itu belum ada,"ucap nya.
Ditemui terpisah salah seorang pengamat pemerintahan kabupaten Cianjur Deni Sunarya SH, mengatakan, jika segala sesuatu nya di lakukan dengan emosi itu bukan tipikal seorang pemimpin kalo seperti itu, Dalam segala tindakan seorang pemimpin itu harus mempertimbangkan manfaat dan kaidah nya.
Apakah dengan Memerah kan kereta kencana akan menjadi satu simbol bahwa partai yang mereka usung akan menjadi pemenang,lalu apakah dengan itu masyarakat akan menjadi simpati.Tentu tidak, yang ada malah akan menimbulkan pertanyaan dari masyarakat kenapa bisa seperti itu, apalagi itu benda yang sakral,"kata dia.
Lanjut Deni, sebagai pemangku kebijakan segala sesuatu itu harus teruji dan terukur , setiap ucap tingkah laku lampah itu harus sama dengan tekad.
"Nah, Bupati itu harus nya bekerja sebagai bupati tidak sebagai partai.Bupati sekarang ini tidak pernah bekerja sebagai bupati tapi bekerja sebagai partai.Berapa ribu suara untuk kursi di kabupaten Cianjur yang di butuhkan, apakah akan merubah tentu tidak juga malah akan menjadi rusak.Coba saja dengar dan lihat bagaimana tanggapan masyarakat, jadi nya terkesan kaya kurang sehat,"beber nya.
Pemerintah itu,sambung Deni harus bekerja untuk rakyat bukan jadi tukang cat merah, dengan menjadi bupati yang kerjanya bagus masyarakat akan menilai.
"ini adalah kebodohan sebenernya, karena tidak ada sejarah seorang bupati merubah hal yang sakral seperti itu.Padahal biasa biasa saja kalau jadi bupati, karena karena tidak akan selamanya jadi bupati nanti juga ada berhenti nya.Bekerjalah untuk rakyat, karena bisa menjadi seorang bupati pun di pilih rakyat,"tutup nya.
Laporan Ujang Karmawan
Post a Comment