Penyerangan PT TPL di Sihaporas: Puluhan Keluarga Kehilangan Tanaman dan Sumber Hidup

Simalungun – Masyarakat Adat Sihaporas masih bertahan di kampung pasca penyerangan yang dilakukan pekerja PT Toba Pulp Lestari (TPL) pada Senin, 22 September 2025. Peristiwa tersebut tidak hanya menimbulkan korban luka, tetapi juga menghancurkan sumber mata pencaharian warga. 25 September 2025.

Kronologi Penyerangan, Menurut keterangan warga, pada Senin pagi (22/9), sekelompok pekerja PT TPL datang ke wilayah adat Sihaporas di kawasan Buttu Pangaturan, Kabupaten Simalungun. Mereka hendak melakukan penanaman paksa tanaman industri Eukaliptus di atas Wilayah Adat Sihaporas. Aksi itu mendapat penolakan warga yang sejak lama mempertahankan tanah adat mereka. Situasi kemudian memanas hingga berujung pada penyerangan.


Warga menyebutkan, pekerja TPL merusak tanaman milik masyarakat. Bahkan posko masyarakat menjadi sasaran kekerasan. Akibat insiden itu, puluhan orang mengalami luka-luka, sementara sebagian lainnya terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri.

Dampak Terhadap Ekonomi Warga Hingga Kamis (25/9), masyarakat adat masih berkumpul di kampung dalam kondisi penuh keprihatinan. Sekitar 50 kepala keluarga kehilangan seluruh tanaman mereka, termasuk kopi, jahe, tomat, serta berbagai tanaman palawija yang sebagian besar sudah mendekati masa panen.


Selain itu, ± 4 Ton getah pinus yang telah terkumpul di posko dan siap dijual juga ikut hangus entah ikut terbakar atau dicuri oleh pekerja perusahaan tersebut. Hal ini membuat perekonomian masyarakat  lumpuh total. “Kami tidak punya lagi sumber penghidupan. Semua hasil kerja kami habis dirusak,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.



Akses Diputus, Transportasi Dibakan Masalah kian berat setelah kendaraan milik masyarakat adat yang menjadi satu-satunya alat transportasi mereka dibakar. Pihak perusahaan juga menutup akses menuju lahan pertanian dengan cara menggali lubang selebar tiga meter di jalan utama. Akibatnya, masyarakat semakin terisolasi dari sumber penghidupan mereka.

Tuntutan Masyarakat Adat Sihaporas. Masyarakat Adat Sihaporas menegaskan bahwa mereka menolak segala bentuk perusakan lahan adat dan penanaman paksa oleh pihak perusahaan PT Toba Pulp Lestari (TPL). Mereka mendesak pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan konflik agraria yang terus berulang di wilayah adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas.

(Red)

Post a Comment

Previous Post Next Post