Memperingati Hari Jadi Kabupaten Pekalongan Ke 400 Tahun 2022...

Pekalongan METRONEWSTV.COM Sekilas Mengenai Sejarah Berdirinya Kabupaten Pekalongan

Cikal bakal Pekalongan sudah ada sejak awal abad ke-16. Saat itu wilayah Pekalongan disinggahi oleh orang-orang dari Kerajaan Demak dan Cirebon.

Pada abad ke-17, secara administratif Pekalongan menjadi bagian wilayah Kerajaan Mataram Islam yang dipimpin Sultan Agung.

Pada saat penyerangan ke Batavia pada tahun 1628 oleh Kerajaan Mataram, Pekalongan menjadi kantong lumbung perbekalan.

Alasannya karena Pekalongan berada pada jalur pantura dan di djalur perdagangan laut yang strategis. Kala itu Pangeran Manduraredja dan Bahureksa ditunjuk sebagai panglima perang.

 Nama Pekalongan berasal dari kisah Joko Bau putra Kyai Cempaluk yang dikenal sebagai pahlawan di kawasan Pekalongan.

Joko Bau mengabdi kepada Sultan Agung, Raha Mataram. Ia kemudian diperintahkan untuk memboyong Putri Ratansari dari Kalisalak Batang ke Istana.

Namun ternyata Joko Bau jatuh cinta sang putri. Saat sang raja mengetahui hal itu, Joko Bau dihukum dan diminta untuk pergi untuk mengamankan daerah pesisir yang diserang oleh bajak laut.

Lalu Joko Bau bersemedi di hutan Gambiran dan melakukan topo ngalong (bergelantungan seperi kelelawar atau kalong).
Konon tempat Joko Bau bersemedi tersebut dikenal sebagai Kota Pekalongan.

Selain kisah Joko Bau, nama Pekalongan juga diyakini berasal dari kata pek dan along.
Pek artinya teratas, sedangkan along atau halong berarti banyak yang kemudian membentuk kata pekalong atau yang kini dikenal dengan nama Pekalongan.

Kata pekalong disematkan pada sebuah daeah yang menjadi tempat para nelayan mencari ikan dan mendapatkan hasil yang banyak.

Sejalan dengan itu, ada yang mengatakan jika along berasal dari kata kalong (jenis kelelawar yang keluar malam hari) untuk menyebut para nelayan yang mencari ikan pada malam hari.

Perjalanan Bujangga Manik
Versi lain nama Pekalongan disebutkan berasal dari kerajaan Pou-Kia-Loung yang diceritakan pada naskah kuno Sunda pada abad ke-16.

Naskah tersebut adalah salah satu koleksi perpustakaan Bodlain di inggris.

Dalam naskah tersebut diceritakan perjalanan orang terpelajar pertama dari Sunda yang beranam Bujangga Manik. Saat perjalanan, ia singgah di beberapa tempat di Pulau Jawa di antaranya Brebes, Pemalang, Batang, dan daerah yang kini dikenal sebagai Pekalongan.

Konon Bujangga Manik menyebutkan nama daerah tersebut dengan Pekalongan yang kemudian nama tersebut digunakan hingga saat ini.

 Nama Pekalongan berasal dari istilah setempat " Halong = Along " yang mempunyai arti hasil atau dalam bahasa Jawa artinya "Angsal" sehingga nama Pekalongan awal mulanya dikenal juga dengan nama " Pengangsalan ".

Nama tersebut muncul setelah seoring tokoh yang bernama Bahureksa berhasil melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dari Sultan Agung Hanyokrokusuma sebagai penguasa Mataram pada waktu itu, utnuk membuka sebuah daerah hutan yang terkenal angker. Setelah berhasil dan selamat dalam tugas membuka hutan tersebut , atas nasehat ayah angkat sekaligus gurunya yaitu Ki Ageng Cempaluk, daerah tersebut diberi nama Pengangsalan yang lama-lama dikenal dengan sebutan Pekalongan. Nama Pekalongan menyiratkan suatu rasa syukur bahwa Bahureksa berhasil membuka daerah tersebut dan juga suatu do'a agar daerah tersebut balk masyarakatnya maupun pemerintahannya dapat berhasil maju dengan balk di segala bidang. 

Hari Jadi Kabupaten Pekalongan:

Hari jadi kabupaten Pekalongan telah ditetapkan oleh Tim Peneliti Hari Jadi Kabupaten Pekalongan yaitu jatuh pada tanggal 25 Agustus 1622 M. (Perda kabupaten Pekalongan, Nomor 10 Tahun 2001). 

Hari Jadi Kabupaten Pekalongan telah ditetapkan oleh Tim Peneliti jatuh pada tanggal 25 Agustus 1622 M. Penetapan hari Jadi kabupaten Pekalongan tersebut didasarkan pada :
1. Bupati Pekalongan I, Pangeran Mandurorejo menjabat pada tahun 1622
2. Pengangkatan Bupati di zaman Sultan Agung Mataram dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Grebeg Maulud pada peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW tiap tanggal 12 Robi’ul Awwal
3. Tanggal 12 Robi’ul Awwal pada waktu itu bertepatan dengan tanggal 25 Agustus 1622 M. (Tim Sejarah Kabupaten Pekalongan, 2001: 27 – 30)

Kabupaten Pekalongan Mempunyai Semboyan
Pekalongan SANTRI
(Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Indah)

Kepindahan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pekalongan Berdasar Peraturan Pemerintah Nomer 48 tahun 1996 , Ibu Kota Kabupaten Pekalongan pindah dari lingkungan Alun-Alun Kota Madya Pekalongan ke Kota Kajen di Kabupaten Pekalongan. Kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dati 11 Pekalongan Nomer I tahun 1988 tentang rencana umum tata ruang Kota dengan kedalaman rencana detail Tata Ruang Kota Kajen tahun 1988 / 1989 sampai dengan tahun 2008 / 2009 Kabupaten Pekalongan (Kasbollah, 2000:67 ). Kepindahan lbu Kota Kabupaten Dati II Pekalongan dari Kota Pekalongan ke Kota Kajen baru dapat dilaksanakan pada. Hari Kamis Legi, 23 Agustus 2001.

Kabupaten Pekalongan saat ini mulai Berkembang. Menjadi suatu Daerah yang berkembang maju & Terbuka. Kabupaten Pekalongan berdiri Sebuah Universitas Negeri Islami Yaitu UIN Gus Dur di Rowolaku. Kajen Pekalongan. Selain itu Cukup Banyak Universitas Swasta Yang berdiri di kabupaten Pekalongan seperti Universitas NU Pekalongan.

Kabupaten Pekalongan Meliputi Berbagai Kecamatan di dalamnya seperti:
 Bojong, Buaran, Doro, Kajen, Kandangserang, Karanganyar, Karangdadap, Kedungwuni, Kesesi, Lebakbarang, Paninggaran, Petungkriono, Siwalan, Sragi, Talun, Tirto, Wiradesa, Wonokerto Wonopringgo

Saat Ini kabupaten Pekalongan Mempunyai Akses Tol Trans Jawa Dengan Edit berada Di Bojong serta mempunyai 1 Stasiun Aktif Yang berada Di Kecamatan Sragi. Namun warga Kabupaten Pekalongan sering menggunakan Stasiun Besar Kota Pekalongan sebagai akses menuju Ke Luar kota.

Laporan :Ragil-74

Post a Comment

Previous Post Next Post