Pimpinan pondok pesantren Al-Hidayah firdaus Asso koya koso Jayapura Papua:DISLOCATION

Jakarta,metronewstv.com Bahkan Alienasi di Wamena lebih gawat karena orang Wamena secara habis-habisan dicekoki (mohon maaf) Agama satu-satunya penyelamat hidup rakyat Jayawijaya, seakan manusia Lembah Baliem Jayawijaya sicara sistematis dan massive mau dijauhkan dari akar budaya nilai-nilai warisan leluhur masa lalu mereka, lalu mereka seakan dipaksa secara bulat-bulat menerima agama, demikian gejala lain kasus sama bahwa orang Papua seakan diindogtrinasi secara habis-habisan bahwa seakan NKRI harga mati satu-satunya penyelamat hidup orang Papua, dan jaminan hidup dan selamat, bahkan semacam agama baru kepemelukannya karena itu harus dipaksakan kepada Rakyat Papua di Propinsi Papua dan Papua Barat. Ungkapnya keterangan tertulis kepada wartawan (6/9/2022)

"Sebagai dampak buruk bagi orang Papua saat ini bisa diamati sedang menggejala, dan itu gejala baru dan lain, gejala ALIENASI, devrivation, dislocation.ujarnya

"Hari ini manusia-manusia Papua menjadi aneh, tak bosan, sehari-hari bicara NKRI harga mati, padahal Indonesia sudah puluhan tahun (1945) sudah merdeka, tapi Papua dan orang Papua mungkin hanya satu-satunya di Indonesia, bicara soal wacana dan nilai jual diri harga paling laku dan laris serta bisa mahal adalah bicara wacanakan NKRI harga mati, 

"NKRI bagi rakyat Papua, lama-lama semacam piranti (agama) baru, bahkan menggantikan posisi agama. Orang Papua dipaksa secara habis-habisan percaya NKRI harga mati semacam agama baru.kata ustadz Ismail Asso,'

"Demikian masyarakat Jayawijaya para Muballigh dan Para Pendeta secara habis-habisan seakan manusia Jayawijaya menjadi aneh, tidak kenal diri, tidak tahu lagi siapa dirinya, lama-lama tidak punya harga diri, tidak kenal diri, tidak tahu diri akibat dicekoki bahwa satu-satunya jalan hidup hanya agama semitisme (Islam dan Kristen) dengan mengabaikan nilai-nilai luhur warisan leluhur nenek moyang mereka sendiri yang bernilai par exalance, dan bahkan tidak kurang nilai keutamaannya dibabat habis, dimusnahkan agar percaya sepenuhnya pada ajaran Nabi Muhammad dan Yesus Kristus.


"Dampaknya manusia Jayawijaya yang saya amati krisis identitas atau bahasa Vidhyandika D Perkasa (Peneliti Senior Departemen Politik dan Perubahan Sosial, CSIS, Jakarya) ALIENASI sosial politik dan budaya (secara sekaligus) sedang berlangsung gejalanya saat ini.ujarnya

Semua ini boleh jadi penyebabnya Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Prof Azyumardi Azra, Prof saya juga), beliau menyebut sebagai akibat Pemerintah Pusat saat ini tidak lagi reformis, lebih cenderung RESENTRALISASI atau terlalu berlebihan intervensi kewenangan Daerah sebagai Wilayah Otonomi Papua.

Sumber penulis:Ustadz Ismail Asso

Laporan:Muis

Post a Comment

Previous Post Next Post